Labuhanbatu Selatan, 31 Oktober 2024 – Dalam upaya memperkuat ekonomi berbasis keumatan, LAZNAS Djalaluddin Pane Foundation (DPF) menyelenggarakan acara literasi dengan tema “Membangun Ekonomi Keumatan Melalui Gerakan Islamic Social Finance (ISF)” di Aula Haji, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Kegiatan ini mendatangkan pakar Islamic Social Finance, KH. Wahfiudin Sakam, S.E., MBA, yang juga merupakan Wakil Ketua Komisi Pendidikan dan Kaderisasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Turut hadir pada acara ini Kakanmenag Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Ketua BAZNAS Labuhanbatu Selatan, H. Sofyan Nasution, S.P., serta para penyuluh agama dari Kantor Urusan Agama (KUA) di setiap kecamatan Labuhanbatu Selatan.
Acara dibuka dengan khidmat, dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pembacaan tilawah, dan doa. Dalam sambutannya, Ketua BAZNAS Labuhanbatu Selatan, H. Sofyan Nasution, menekankan pentingnya gerakan sadar zakat, terutama bagi perusahaan yang ada di wilayah tersebut. “Saat ini, baru delapan perusahaan di Labuhanbatu Selatan yang aktif menyalurkan zakatnya. Kami berharap, ke depan semakin banyak yang terlibat. Dukungan serta kolaborasi dengan berbagai pihak akan menjadi kekuatan utama dalam memajukan kesadaran zakat di tengah masyarakat dan perusahaan-perusahaan di daerah ini,” jelasnya.
Sambutan kedua disampaikan oleh Kakanmenag Kabupaten Labuhanbatu Selatan, yang kemudian sekaligus membuka acara secara resmi. Beliau menyampaikan harapan besar agar para penyuluh agama dapat menjadi pendorong literasi Islamic Social Finance di tingkat akar rumput. “Penyuluh agama memiliki peran strategis dalam menyampaikan pentingnya ZISWAF kepada masyarakat. Semoga acara ini bisa menjadi inspirasi untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antara berbagai pihak dalam memajukan kesejahteraan umat melalui Islamic Social Finance,” ungkapnya.
Dalam sesi utama, KH. Wahfiudin Sakam menyampaikan materi yang memperkaya wawasan peserta tentang perkembangan dan potensi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) di Indonesia maupun di dunia internasional. Beliau juga memaparkan bahwa Islamic Social Finance (ISF) tidak hanya berperan dalam pemberdayaan ekonomi umat, tetapi juga sebagai solusi atas tantangan sosial yang dihadapi masyarakat. “Perkembangan ZISWAF di era digital ini membuka peluang besar untuk penguatan ekonomi berbasis keumatan. Sinergi pentahelix—melibatkan pemerintah, akademisi, komunitas, pengusaha, dan media—sangat diperlukan agar ISF bisa berdampak luas dan berkelanjutan,” jelas KH. Wahfiudin.
Beliau juga mengajak para penyuluh agama untuk terus meningkatkan kapasitas dan literasi mereka di bidang ekonomi syariah melalui pelatihan digital, sehingga mampu menyampaikan konsep Islamic Social Finance secara efektif kepada masyarakat luas. “KUA dan para penyuluh harus menjadi pilar dalam menyebarkan pemahaman Islamic Social Finance ke pelosok daerah, agar ekonomi umat dapat tumbuh dan mandiri,” tambahnya.
Acara yang berlangsung hingga pukul 12.00 WIB ini ditutup dengan sesi tanya jawab. Para penyuluh agama yang hadir sangat antusias bertanya tentang implementasi ZISWAF dan upaya konkret yang dapat dilakukan untuk mengajak masyarakat lebih sadar dan terlibat dalam gerakan zakat. Sesi ini juga membahas peluang kolaborasi lintas-lembaga untuk mendukung misi mulia ISF di wilayah Labuhanbatu Selatan.
Diharapkan dari kegiatan ini terjalin sinergi yang lebih kuat antara lembaga keagamaan dan masyarakat dalam memajukan Islamic Social Finance sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi umat. Dengan pembinaan dan pelatihan berkelanjutan, para penyuluh agama dapat menjadi agen perubahan yang mendorong keberhasilan gerakan ISF di tingkat lokal maupun nasional.