Seperti yang diketahui, selain ibadah haji, ibadah kurban adalah amalan yang sangat mulia di bulan Dzulhijjah. Ibadah ini pertama kali disyariatkan kepada Nabi Ibrahim dan menjadi bagian dari syariat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Ibadah kurban menggabungkan dimensi ritual dan sosial. Dimensi ritual terlihat dari kesediaan mengorbankan harta yang dicintai untuk membeli hewan kurban dan menyembelihnya hanya untuk Allah ta’ala. Dimensi sosial tercermin dari pembagian daging kurban kepada fakir miskin, tetangga, dan kerabat. Allah berfirman dalam QS. al-Kautsar ayat 1-3, yang memerintahkan umat Muslim untuk berkurban sebagai bentuk ibadah kepada-Nya.
Setiap tahun, kaum Muslimin di seluruh dunia melaksanakan ibadah kurban. Namun, seringkali karena kurangnya pemahaman atau lemahnya keimanan, terjadi kesalahan dalam pelaksanaan ibadah ini. Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering terjadi dalam ibadah kurban.
Table of Contents
ToggleMemamerkan Ibadah Kurban
Beberapa kaum Muslimin merasa bangga bisa melaksanakan ibadah kurban dan menunjukkan rasa bangga tersebut dengan menceritakan atau memamerkannya kepada orang lain. Ada juga yang berfoto dengan hewan kurbannya dan menyebarkannya di media sosial seperti Facebook dan Instagram. Perbuatan ini salah dan bisa menggugurkan pahala ibadah kurban, karena niat berkurban harus murni untuk mencari ridha Allah, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia. Allah berfirman dalam QS. al-An’am: 162, yang menegaskan bahwa semua ibadah, termasuk kurban, harus dilakukan hanya untuk Allah.
Tidak Memperhatikan Adab dalam Menyembelih Hewan Kurban
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajarkan agar kita berbuat baik dalam segala hal, termasuk dalam menyembelih hewan kurban. Beliau bersabda bahwa kita harus menajamkan pisau dan merehatkan binatang sembelihan (HR. al-Tirmidzi). Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan adab-adab menyembelih agar tidak menyiksa hewan, seperti menajamkan pisau, tidak mengasah pisau di depan hewan, memisahkan tempat penyembelihan dari tempat hewan yang belum disembelih, memberi makan dan mengistirahatkan hewan sebelum disembelih, serta menghindari penyiksaan selama proses penyembelihan.
Menjual Bagian Tubuh Hewan Kurban untuk Membayar Upah Jagal
Kesalahan ini sering dilakukan oleh panitia kurban. Mereka menjual kulit atau bagian tubuh hewan kurban untuk membayar jasa jagal. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang hal ini. Dalam sebuah hadis, Nabi memerintahkan agar semua bagian hewan kurban dibagikan dan tidak diberikan kepada jagal sebagai upah. Upah jagal sebaiknya dibayarkan dari uang pribadi, bukan dari bagian hewan kurban (HR. Muslim). Oleh karena itu, panitia kurban harus meminta pemilik kurban untuk menyiapkan uang khusus untuk pembayaran jagal, sehingga tidak perlu menjual bagian dari hewan kurban.
Demikian beberapa kesalahan umum yang sering terjadi dalam pelaksanaan ibadah kurban. Meskipun kesempurnaan dalam ibadah tidak mungkin tercapai sepenuhnya, kita harus berusaha semaksimal mungkin agar ibadah kurban sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Dengan demikian, kita bisa meminimalisasi kesalahan dalam pelaksanaan ibadah kurban.