Seperti banyak hal lain dalam hidup, moderasi dalam dunia digital harus menjadi ciri khas dari sebuah hubungan yang sehat dengan teknologi. Namun sayangnya, terlalu banyak dari kita telah menjadi ‘budak’ perangkat yang (justru) seharusnya membebaskan kita, memberi kita lebih banyak waktu untuk memaknai hidup, dan menghabiskan banyak waktu bersama orang-orang yang kita cintai.
Saat ini kita terus-menerus dibombardir oleh notifikasi yang begitu ramai dan bising. Lonceng-lonceng notifikasi tersebut terus mengingatkan kita untuk rutin berselancar dan meneruskan pesan (chat) serta mendorong kita agar menanggapi pesan tersebut sesegera mungkin.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Delta Sky, Lin-Manuel Miranda, seorang aktor, komponis, serta penulis dan pencipta megahit “Hamilton” menjelaskan dengan jelas, kapan dan di mana ia bisa menemukan waktu untuk menjadi lebih kreatif. Miranda menjelaskan bahwa “Ide yang baik datang pada saat istirahat.” Muncul di kamar mandi. Muncul ketika Anda mencoret-coret atau bermain kereta dengan anak Anda. Penjelasan ini bisa saja menjadi salah satu pertanda buruk bagi masa depan, bukan hanya tentang berkurangnya kreativitas, tetapi juga tubuh, pikiran dan hubungan yang sehat.
“Rata-rata, hampir setiap orang memeriksa smartphone mereka 150 kali per hari, atau setiap enam menit,” tulis Nancy Colier, penulis buku The Power of Off. Ia juga menambahkan bahwa Kaum remaja kini mengirim rata-rata 110 teks per hari. “Selain itu, 46 persen dari pengguna smartphone sekarang mengatakan bahwa mereka tidak bisa ‘hidup’ tanpa adanya perangkat tersebut di dekat mereka.” Ujar Colier.
Colier menambahkan bahwa satu-satunya perbedaan antara kecanduan digital dan kecanduan lainnya adalah bahwa perilaku ini direstui secara sosial. Sehingga dalam wawancara yang dilakukan oleh The New York Time ini, ia menawarkan tiga langkah sederhana untuk membantu menekan ketergantungan digital seseorang.
- Mulailah dengan mengenali berapa banyak penggunaan digital benar-benar diperlukan; misalnya untuk membantu pekerjaan/navigasi, berkomunikasi dengan anggota keluarga yang terlibat jarak antar kota. Dan hal-hal penting lain yang lebih bermanfaat ketimbang sekedar menanggapi postingan-postingan yang berhamburan di media sosial.
- Lakukan perubahan kecil. Yaitu dengan menahan diri dari menggunakan perangkat Anda saat makan atau menghabiskan waktu dengan teman-teman, dan sesekali mencoba liburan tanpa membawa gadget seperti smartphone.
- Menjaga kesadaran dan menganalisa sendiri apa saja yang penting bagi Anda, apa yang benar-benar bermanfaat untuk Anda, dan mencurahkan lebih banyak waktu dan perhatian untuk hal tersebut.
Colier dan Miranda tentu saja bukan dua orang yang anti terhadap teknologi, mereka mengatakan bahwa kehadiran teknologi sangat membantu untuk memudahkan akses informasi dan komunikasi. Namun saat ini, hal yang mejadi kian penting diperhatikan menurut mereka adalah bagaimana agar aktivitas digital tetap sepadan dengan aktivitas sosial. Hal ini tentu dilatarbelakangi oleh beragam fenomena aktivitas digital yang sering kita temui akhir-akhir ini.
Ya, segala hal barangkali memang harus serba seimbang, kehidupan ini terlalu singkat jika hanya dihabiskan untuk berdiam diri di kamar dan memperhatikan postingan makanan teman-temanmu di media sosial, get a life!
(Tulisan merupakan hasil terjemahan dari naskah asli; Hooked on our Smartphones, oleh Jane E. Brody di The New York Times)