Nabi Muhammad SAW adalah teladan sempurna dalam memperlakukan anak yatim. Beliau sendiri adalah seorang yatim piatu, sehingga memiliki empati yang besar terhadap anak-anak yatim. Di bulan Muharam, umat Muslim dianjurkan untuk mengikuti jejak Nabi dalam memperhatikan dan membantu anak yatim. Dalam Surah Ad-Duha ayat 9-10, Allah berfirman, “Adapun terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya.”
Menurut Syaikh Abdul Aziz bin Baz, meneladani Nabi dalam membantu anak yatim adalah bentuk ibadah yang akan mendekatkan kita kepada Allah. Bulan Muharam adalah waktu yang tepat untuk mengimplementasikan ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk memberikan perhatian khusus kepada anak yatim, baik secara emosional maupun material, dan memastikan mereka merasa dicintai dan diperhatikan. Menolong anak yatim di bulan Muharam adalah bentuk nyata dari sikap empati yang tinggi dan rasa tanggung jawab sosial.
Amal ini tidak hanya memberikan keberkahan tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara umat Muslim. Menurut ulama Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, membantu anak yatim di bulan ini dapat mendatangkan pahala yang besar dan memberikan ketenangan batin. Ini juga merupakan cara yang efektif untuk membersihkan hati kita dari sifat egois dan meningkatkan rasa empati terhadap sesama.
Menyantuni anak yatim juga memperkuat ikatan sosial di antara umat Muslim. Ini adalah waktu yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan dan membangun solidaritas di masyarakat. Dengan cara ini, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keimanan kita. Mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dalam memperlakukan anak yatim di bulan Muharam adalah cara yang efektif untuk meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan keberkahan dalam kehidupan.
Selain itu, membantu anak yatim di bulan Muharam juga memperkuat ikatan sosial di antara umat Muslim. Ini adalah waktu yang tepat untuk mempererat tali persaudaraan dan membangun solidaritas di masyarakat. Dengan cara ini, kita tidak hanya membantu mereka yang membutuhkan tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keimanan kita. Dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad SAW dalam memperlakukan anak yatim, kita dapat meningkatkan kualitas ibadah kita dan mendapatkan pahala yang besar.