Menilik Kilas Balik, Kurban Pedalaman Bersama DPF

Perayaan hari raya Idul Adha atau Idul Kurban wajib dirasakan oleh setiap muslim dimanapun mereka berada. Akan tetapi banyak dari muslim di Indonesia pun masih belum bisa merasakan euforia Idul Adha yang identik dengan menyembelih hewan kurban.

Menilik kilas balik DPF dalam merayakan Idul Adha, dengan banyak melakukan penyaluran di berbagai titik penyembelihan hewan kurban. Berikut salah satu daerah – daerah yang menjadi titik sasaran penyaluran DPF seperti:

Desa Sikab, Barusjahe, Karo, Sumatera Utara

Desa Sikab terbagi atas 2 dusun, yaitu dusun Kabung dan Dusun Siberteng, jumlah muslim yang tersisa hanya 100 KK. Tahun 70-an Alm. Buya Hamka telah mengislamkan seluruh penduduk desa, namun saat ini terjadi yang menyebabkan penduduk muslim menjadi , hal ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya ekonomi yang lemah, terjerat hutang dan riba sehingga agama sering tergadaikan.

Desa Sitolubahal, Purbatua, Tapanuli Utara, Sumatera Utara

Desa Sitolubahal merupakan salah satu dari sebelas desa di wilayah Kec. Purbatua, Kab. Tapanuli Utara yang dihuni kurang lebih 612 KK dengan persentase penduduk Muslim hanya 7,8%. Kondisi ekonomi yang lemah, literasi agama yang sulit didapatkan sehingga krisis akidah menjadi isu utama di Desa ini, peran Da’i DPF di pedalaman harus didukung melalui sebaran hewan kurban sebagai penguat dakwah Islam hingga ke daerah minoritas Muslim.

Desa Muaratolang, Tapanuli Utara, Sumatera Utara

Desa Muaratolang merupakan salah satu dari 13 desa di wilayah kec. Simangumban Kab. Tapanuli Utara yang dihuni kurang lebih 410 KK yang terdiri dari 10% beragama Islam. Di sisi pendidikan mayoritas warganya hanya sampai jenjang pendidikan SD dan sangat jarang tersentuh dakwah mengingat jarak tempuh dari Ibukota Kabupaten Tapanuli Utara membutuhkan waktu 6 s/d 7 jam dengan kondisi jalan yang belum tersentuh infrastruktur pembangunan dengan medan bebatuan dan kawan perbukitan. Selain sepeda motor, satu2nya moda transportasi yang bisa diharapkan warga adalah kendaraan modifikasi dengan gerdang dua milik salah seorang warga yang akan mengangkut hasil bumi setiap harinya.

Desa Tanjung Sari, Bogor

Desa Kecil yang berbatasan dengan Sukabumi ini pernah menjadi Desa Mati. Bencana longsor pernah memutus akses ke Desa ini. Menurut Tokoh Masyarakat setempat yang juga mendirikan Pondok Pesantren saat Idul Adha tidak semua masyarakat mendapatkan Daging Kurban.

Jonggol, Bogor

Jonggol sebagai wilayah terluar Kabupaten Bogor menjadi sasaran DPF untuk menyalurkan Kurbannya. Tahun lalu ada banyak keluarga yang tidak mendapatkan daging kurban. Kurban ke Jonggol menjadi sarana dakwah kita semua ke sana. Mengirimkan daging terbaik kepada mereka.

Menjelajahi kisah kurban yang sudah dilalui dari tahun sebelumnya, semoga bisa menjadi kisah inspiratif dan menjadi penginta bahwa kurban bukan hanya soal tradisi menyembeli hewan kurban. Tetapi juga bisa menjadi tentang makna berbagi untuk saudara – saudara kita yang belum bisa merasakan euforia ketika hari Idul Adha itu datang. 

Mari kita jadikan momen Idul Adha ini sebagai refleksi diri untuk meningkatkan kepedulian antara sesama, serta berbagi kebahagiaan hingga pelosok negeri. Yuk, jadikan momen kurban tahun ini, untuk berbagi kepada saudara – saudara kita di pedalaman maupun pelosok negeri dengan berkurban melalui Laznas DPF.

Bagikan Artikel ini di :